Wednesday 18 August 2010

Gaharu : Pohon Eksklusif Akan Diproduksi secara Lestari di Indonesia

Indonesia merupakan negara produsen gaharu terbesar di dunia dengan kualitas terbaik. Pohon-pohon gaharu penghasil gubal (bagian terdalam dari batang pohon gaharu yang warnanya hitam, coklat hitam, coklat kemerahan dengan keharuman yang kuat) terbaik yang sangat sesuai dengan kondisi produksi alami di Indonesia mungkin sudah punah. Yang tertinggal adalah pohon-pohon yang memiliki sifat kerentanan yang lebih tinggi.

Gaharu merupakan komoditi elit hasil hutan bukan kayu yang saat ini diminati oleh konsumen baik dalam maupun luar negeri. Gaharu atau agarwood, aleawood, eaglewood dan jinkoh memiliki nilai jual tinggi. Kelangkaan pohon gaharu di hutan alam menyebabkan perdagangan gaharu asal semua spesies Aqularia dan Grynops di atur dalam CITES (Convention on International trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) dan ekspornya dibatasi dalam kuota.

Saat ini, Indonesia diposisikan untuk mengambil peran aktif dalam menyelamatkan produksi gaharu dengan mengalihkan produksi gaharu alam ke gaharu buatan. Dengan demikian di masa yang akan datang, Indonesia akan memasuki era gaharu budidaya atau mengambil kata yang lebih popular gaharu “non-CITES quota”.

Dengan mengambil tema “Menuju Produksi Gaharu secara Lestari di Indonesia”, Fakultas Kehutanan dan Fakultas MIPA IPB bekerjasama dengan Departemen Kehutanan RI dan didukung oleh Sinarmas Forestry, Perhutani, International Timber Trade Organization, Asgarin dan Yayasan Kehati menggelar Seminar Nasional I Gaharu di IPB International Convention Center (12/11). Tema ini diambil sebagai ekspresi dari keprihatinan masyarakat pemerhati gaharu terhadap tuntutan dunia akan pentingnya produksi gaharu yang lestari di Indonesia.

Hadir dalam acara ini, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, SE, MM, untuk membuka acara, didampingi Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof.Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, Dekan Fakultas Kehutanan IPB, Dr. Hendrayanto, Dekan Fakultas MIPA IPB, Dr. Hasim, pejabat dari Dephut RI, peneliti, dan pemerhati gaharu Indonesia.

Menhut mengatakan kekayaan alam Indonesia harus kita lestarikan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. “Selama ini bagi hasil dari produksi gaharu selalu merugikan petani gaharu. Misal dari hasil penjualan gaharu 40% untuk pemilik modal, 20% untuk pemberi ijin,  sisanya untuk proses produksi dan petani. Ini tidak akan mensejahterakan rakyat,” tambahnya.

Mengingat pengumpul gaharu alami adalah penduduk penghuni sekitar hutan, maka sistem produksi yang akan dikembangkan sebaiknya berbasis masyarakat tepian hutan. Oleh sebab itu tata kelola wilayah yang memberikan insentif pada masyarakat tepian hutan perlu dipertimbangkan.

“Pohon gaharu pasarnya sangat besar. Gaharu yang mengandung “damar wangi” dan bila dibakar mengeluarkan aroma yang khas dapat diolah menjadi minyak gaharu, cindera mata, dupa makmul dan hio, parfum, obat-obatan dan untuk bahan kosmetik. Negara-negara dengan jumlah penduduk yang besar seperti China, India, Pakistan, Bangladesh, Thailand adalah pasar gaharu. Sehingga gaharu perlu dilestarikan dan yang mengembangkannya harus pakar-pakar dari IPB,” ujarnya saat diwawancara.
Sejak tahun 2003, kuota ekspor gaharu menurun terus menjadi sekitar 125 ton/tahun untuk tiap species. Dalam batasan kuota ini, produksi hanya dapat memenuhi sekitar 10-20% permintaan pasar, sehingga peluang pasar masih terbuka.

Menhut menambahkan untuk menjaga kelestarian alam sekaligus keberlanjutan ekspor, selain harus dikonservasi, gaharu juga harus diproduksi secara buatan pada pohon gaharu hasil budidaya. Pohon gaharu telah ditanam lebih dari 1750 ha di seluruh Indonesia dan ini menjadi modal dasar menuju produksi gaharu secara lestari di Indonesia.
Sementara itu, produksi gubal gaharu melibatkan mikroorganisme (sejenis cendawan yakni fusarium dan acremonium). Mekanisme pembentukan oleo resin (damar wangi) gaharu merupakan hasil interaksi antara pohon dan mikroorganisme tadi.

Dengan proses budidaya, petani menyuntikkan cendawan ke batang pohon gaharu saat umurnya menginjak lima tahun. Dari infeksi cendawan tersebut, pohon gaharu melakukan perlawanan dengan mengeluarkan senyawa oleo resin.

Satu kilogram gubal gaharu dengan kualitas terbaik dijual dengan harga 30 juta rupiah. Gaharu jenis Aquilaria malaccensis daerah penyebarannya di Sumatera (10 pohon/ha) dan Kalimantan (9 pohon/ha). Untuk jenis Aquilaria filarial daerah penyebarannya di Papua (60 pohon/ha), Maluku (30 pohon/ha) dan Sulawesi (7 pohon/ha). Dan untuk jenis Gyrinops sp daerah penyebarannya di NTB (8 pohon/ha) dan NTT (7 pohon/ha).

Sumber: http://www.ipb.ac.id

Friday 16 October 2009

Menjaring Backlink dengan Mengikuti MLM Backlink

Ada info baru dari sobat blogger di blog Mas Feri. Ternyata, MLM sekarang gak cuma digunakan buat nyari uang saja baik bisnis online maupun bisnis offline. Di dunia blogger, sistem MLM ini juga digunakan untuk mendapatkan backlink yang banyak. Buat temen-temen blogger lain yang ingin mengikuti MLM Backlink ini, silahkan copy paste tulisan dibawah ini dengan mengikuti ketentuan yang telah dibuat.... yang pasti Gratis sob... dan kita lihat seberapa ampuh sistem MLM digunakan untuk backlink...

Siapa yang meragukan kedahsyatan faktor kali? Siapa yang menganggap remeh kehebatan penyebaran produk dengan pemasaran sistem Multi Level Marketing? Nah, saya ingin mencoba mengajak anda semua untuk memanfaatkan kedahsyatan faktor kali dan kecepatan penyebaran ini dalam bentuk backlink.

Caranya sangat mudah. Anda hanya perlu meletakkan link-link berikut ini di blog atau artikel anda:

1. Okezone
2. Facebook
3. Friendster
4. Google
5. Bisnis Online
6. dimas0883 blogspot.
7. Freeware-Asik
8. Buitenzblog
9. ahhi82 (blogna kang asep-bogor
10.http://asahangaharu.blogspot.com/

Tapi ingat, sebelum anda meletakkan link diatas, anda harus menghapus peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Yang tadi nomor 2 jadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link anda sendiri di bagian paling bawah (nomor 10).

Jika tiap peseta mampu mengajak 5 orang saja, maka jumlah backlink yang akan didapat adalah

Ketika posisi anda 10, jumlah backlink = 1
Posisi 9, jml backlink = 5
Posisi 8, jml backlink = 25
Posisi 7, jml backlink = 125
Posisi 6, jml backlink = 625
Posisi 5, jml backlink = 3,125
Posisi 4, jml backlink = 15,625
Posisi 3, jml backlink = 78,125
Posisi 2, jml backlink = 390,625
Posisi 1, jml backlink = 1,953,125

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang anda inginkan. Dari sisi SEO anda sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan efek sampingnya jika pengunjung web para downline anda mengklik link itu, anda juga mendapatkan traffik tambahan.

Nah, silahkan copy paste artikel ini, dan hilangkan peserta nomor 1 lalu tambahkan link web anda di posisi 10. Ingat, anda harus mulai dari posisi 10 agar hasilnya maksimal. Karena jika anda tiba2 di posisi 1, maka link anda akan hilang begitu ada yang masuk ke posisi 10.

Tuesday 29 September 2009

TOKOH MASYARAKAT ASAHAN

Hari ini, Alhamdulillah, salah seorang tokoh Asahan telah mendukung ABG untuk Gaharu. Dan akan mengangkat nama Asahan dari Gaharu. Menyarankan ABG untuk membuat suatu yayasan segera. Cikal mulai tampak di Asahan, yang memang punya nilai sejarah di Asahan.. 

Beliau bersedia membimbing ABG yang masih ingusan untuk maju ke panggung nasional, karena untuk langkah penyelamatan keluarga tanaman Gaharu di Asahan maupun Indonesia. Beliau sangat memahami arti dari lingkungan yang seimbang. Juga memahami sejarah Asahan yang memang dulu masih banyak tumbuhan Gaharu di Asahan. Salah satu nya, untuk mencabut Appendix II di Indonesia. Yang cukup memalukan untuk Indonesia. Mari kita buang malu itu dengan menggalakkan budidaya Gaharu. Untuk Indonesia kita. 

Mari, rapatkan barisan dengan semboyan Rambate Rata Raya.. 

Rambate Rata Hayo... 

Bekerjasama, gotong royong untuk kemakmuran / kemaslahatan umat di Asahan.

BLOGGER ASAHAN


Ini Award pertama untuk Asahan Budidaya Gaharu, diberikan oleh Mas Budhi Masthuri. Sesuai amanat, Award ini saya berikan kepada Bloggers Asahan yang memiliki dedikasi dan loyalitas bagi pembangunan Asahan: Nuni nuni dan Andi Pratama. Silakan memasang award ini setelah sebelumnya membuat tulisan pendek di blog masing-masing, bisa berupa artikel, puisi atau prosa dengan tema kecintaan terhadap pembangunan daerah dan negara indonesia serta pelestarian budaya lokal sebagai penguat identitas bangsa. Award ini dapat diberikan kepada sedikitnya 5 s.d. 10 blogger yang Anda anggap memiliki kepedulian sama untuk pembangunan daerah, kecintaan terhadap indonesia dan pelestarian budaya bangsa.

Thursday 17 September 2009

Hijau Bumi Persada, Sejahtera Bumiputera




Asahan adalah negeri yang amat subur, dengan melimpah ruahnya hasil bumi nya. Tapi nasib petani nya (saya), masih biasa biasa saja, belum ada peningkatan. Belum ada perubahan yang dahsyat, bila kita tidak mau merubahnya sendiri. Dari dulu, petani nasibnya adalah di kasta paling bawah, apa sudah memang nasibnya? TIDAK !!!

Coba kita sedikit melihat petani di negara Asia lain, misalnya India. Mereka sudah berhasil memiliki komoditas asli India, dan menjadi tuan nya di India. Mereka memiliki tanaman yang mereka sebut Neem ( Mimba ), yang dapat diolah menjadi ramuan obat manusia, kecantikan, juga untuk ramuan obat serangan hama pada pertanian.
Sehingga, mereka sudah mengolahnya dengan baik dan menjualnya ke negara Agraris lainnya di belahan dunia. Ramuan itu sudah memenuhi syarat untuk menjadi ramuan pertanian organik. Tentu akan mendapat sambutan dari dunia pertanian, yang saat ini sedang dituntut untuk menjadi pertanian organikl. Dari bagian akar, buah, dan daunnya sangat berguna untuk pengobatan manusia dan pengobatan pertanian ( Insektisida, Fungisida, Virusida, Akarisida, Rodentisida, Bakterisida, dan Nematisida alami )

Namun demikian, di Asahan sendiri tumbuhan ini masih dapat kita jumpai. Masyarakat masing masing menyebut namanya dengan bahasa yang berlainan. Ada yang menyebutnya: Pohon Neem, Min, Mimba, Seribu guna, dan Hau Rence ( Batak ). Maka potensi juga peluang kita untuk meniru yang baik dari India masih ada. Untuk mengembangkan pertanian Organik. Semboyan mereka: "Greening India with Neem", artinya: Hijaukan India dengan pohon Mimba.
Mengapa kita juga tidak menyebut: Hijaukan Asahan dengan Mimba???Atau, kalau kita malu untuk mengatakan seperti itu, kita carilah tanaman asli Indonesia yang sanggup menjadi tuan di Asahan ( Indonesia ). Karena kalau kita lihat, budidaya yang sudah diusahakan dewasa ini adalah bukan hasil tanaman asli Indonasia. Kelapa sawit, Karet, Kakao adalah bukan asli tanaman asli Asahan (Indonesia). Tapi sudah menjadi tuan di Indonesia. Untuk kalapa sawit, karet, dan kakao tidak kita permasalahkan, tapi kita cukup prihatin pada tanaman tanaman langka asli Indonesia lainnya yang tidak atau kurang punya prospek masa depan. Misalnya tanaman Jengkol, Kelapa dalam, Asam Gelugur, dan Kayu Gaharu . Kurang diminati petani untuk dibudidayakan karena pangsa pasarnya cukup memprihatinkan.


Maka, sekarang beranikah kita mengatakan: Hijaukan Asahan dengan ?? Budidaya Gaharu sekarang cukup punya masa depan, meskipun kita harus Investasi waktu minimal 6 tahun. Akan tetapi, tanaman langka ini masih mempunyai peluang untuk kita kembangkan. Sebagai tanaman induk, kita masih mempunyai 3 b atang di Kecamatan Bandar pulau, dan 2 batang di Kecamatan Airbatu.
Inilah rencana kami yang akan kami kembangkan untuk menyokong perekonomian Asahan di masa depan. Kita dapat menanam nya selain di kebun, juga dapat di pekarangan rumah, sekolah juga perkantoran. Mari kita cintai tanaman Gaharu. Jika kita lihat sejarah di Asahan, rumpun suku Batak dari Porsea sampai ke Tanjung Balai sudah mendagangkan nya melalui perairan sungai Asahan sejak tahun 1450 masehi. Mereka adalah rumpun marga Marpaung.

Demikianlah sedikit sumbang sarannya untuk kita dan dari kita, demi Asahan kita. Bagi yang tau dan yang mau juga yang sadar akan Penghijauan.

Wednesday 9 September 2009

GAHARU

Gaharu adalah tanaman langka yang dilindungi.
Sehingga Indonesia sudah kena peringatan CITES, apendix II.
Bagaimana upaya kita untuk menyelamatkan gaharu dari bumi Indonesia ini?
Yang dulu tumbuh subur, namun sekarang sudah sangat susah untuk menjumpai nya.
Dari jaman dahulu juga Indonesia sudah mengenal system export import, hanya saja cara nya yang masih sangat sederhana. Mungkin nenek moyang kita dengan system barter. Misal, dengan bangsa Tar tar, gaharu barter dengan tembikar atau guci. Dengan bangsa Timur tengah, barter dengan Minyak wangi atau sejenis nya.


Padahal, gaharu ini juga adalah sumber bibit minyak wangi. Melihat potensi yang ada, mengapa bangsa ini tidak melirik peluang yang ada. Dengan ber niaga gaharu, dampak positip nya akan memakmurkan masyarakat. Juga mewarisi perniagaan nenek moyang, yang jaman itu adalah jaman kegemilangan Indonesia kuno. Mengapa tidak meneruskan profesi nenek moyang yang gemah ripah loh jinawi, boleh disebut: Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur.

Mari meminjam catatan sejarah sejenak.
Pada tahun 695 Masehi, musafir China bernama I tsing mencatat perjalanan nya. Di negeri Sri wijaya telah ada masyarakat berniaga kayu gaharu ini untuk di jual kepada bangsa Mongolia dengan angkutan kapal perang melayu.
Juga dengan para saudagar dari Gujarat dan Parsi dari Timur tengah.
I tsing ada di kota Palembang papa waktu itu ketika hendak belajar agama Budhis, karena Palembang pada waktu itu pusat pendidikan agama Budhis.

Di Asahan sendiri, nenek moyang orang Asahan juga sudah meniagakan gaharu ini sejak tahun 1451 Masehi. Orang Batak dari Porsea, dari rumpun marga Marpaung dan Hutagalung membawa dari Porsea turun gunung melalui sungai Asahan menuju dermaga Tanjung Balai. Sampai disana dijual ke para pedagang Gujarat dan Parsi juga orang orang Mongol yang ada di selat Malaka, ketika berlayar dari negeri nya. Tersebutlah Datuk Sailan, seorang saudagar gaharu, yang berasal dari rumpun marga Marpaung tadi, menjadi saudagar di Tanjung balai ketika itu.

Berarti para nenek moyang sudah sangat mengenal kayu gaharu ini dengan sebutan aneka bahasa. Orang batak bilang: Hau Alim. Minang: Kayu Kareh, Melayu: Depu atau Karas. Nah, dari aneka bahasa di nusantara ini, membuktikan gaharu sudah dikenal masyarakat nusantara. Mengapa kita para cucu moyang orang nusantara sama sekali 99% tidak mengenal lagi apa itu gaharu. Padahal ini sangat punya nilai historis, ekonomis, upacara agama atau adat, dan budaya.

Ayo, dari cerita diatas, kita bersama sama untuk membangun nusantara / Indonesia ini dengan menghijaukan gaharu di bumi pertiwi ini.
Bersama menciptakan lingkungan yang asri, juga masyarakat yang sejahtera.

Amin.

TEKNIK INOKULASI




Fusarium yang di inokulasi ke jaringan pohon itu sebenarnya kuman penyebab penyakit. Oleh karena itu pohon gaharu itu melawan dengan memproduksi resin bernama fitoaleksin supaya kuman tak menyebar ke jaringan pohon lain. Seiring waktu, resin itu mengeras di sudut sudut pembuluh xylem dan floem – organ pohon yang mendistribusikan makanan berwarna kecokelatan, serta harum bila dibakar.

Mengingat jenis isolate penyakit pembentuk gaharu berbeda beda sesuai kondisi iklim dan lingkungan, maka penyedia inokulan perlu melakukan isolasi jenis penyakit yang berprospek memproduksi gaharu. Isolasi ini dilakukan terhadap tanaman gaharu alam yang berada di dalam kawasan hutan sekitar daerah pengembangan. Untuk tujuan tersebut, perlu diawali dengan pengamatan lapangan untuk mempelajari aspek gaharu yang tumbuh alami serta mengisolasi dan mengidentifikasi jenis penyakit dari pohon yang terserang.
Agar berhasil mengembangkan inokulan pembentuk gaharu, diperlukan teknik tertentu. Untuk hal ini, sangat diperlukan peran dari pemerintah daerah instansi atau lembaga terkait, perguruan tinggi, dan investor atau pengusaha swasta didaerah setempat sebagai pelaku produksi inokulan. Adapun tahapan teknik pengembangan inokulan sebagai berikut:

• Pilih pohon gaharu alami yang sudah terinfeksi mikroba penyakit pembentuk gaharu.
• Ambil potongan cabang atau kupasan batang pohon gaharu terpilih. Potongan cabang atau kupasan batang ini disebut “ Preparat ”.
• Bawa preparat tersebut ke Laboratorium dan upayakan agar suhu dan kelembapan nya tetap terjaga dengan cara dimasukkan dalam kotak es.
• Kembangkan spora dari preparat cabang dan atau batang tersebut di dalam media agar untuk diidentifikasi jenis mikrobanya sebagai biakan murni.
• Kembangkan spora dan miselium biakan murni tersebut kedalam media padat seperti serbuk gergaji pohon gaharu atau dalam media cair ang telah berisi unsur makro dan mikro sebagai energi hidup.
• Masukkan media spora kedalam incubator pembiakan dan kondisikan suhu dan kelembapan incubator pembiakan tersebut pada keadaan optimal, yaitu suhu 24 - 32C dan kelembapan 80%. Biarkan sekitar 1 – 2 bulan.
• Tempatkan spora yang sdah dibiakkan tersebut kedalam wadah berupa botol kaca, botol plastic, atau botol infuse bekas.
• Simpan botol dalam freezer incubator. Inokulan ini sudah siap diinokulasikan ke tanaman gaharu. Teknik inokulasi dengan inokulan terhadap pohon gaharu berbeda beda sesuai dengan bentuk inokulannya. Pada pelaksanaan penginokulasian terhadap pohon gaharu ini, harus diperhatikan umur dan diameter batangnya. Batas minimal suatu pohon dapat di inokulasi ditandai dengan pohon yang mulai berbunga. Biasanya umur tanaman tersebut sekitar 4 – 5 tahun atau diameter batang sudah mencapai 8 – 10 cm. Berikut diulas teknik inokulasi menggunakan inokulan padat dan cair.


Inokulasi dengan inokulan padat.
Teknik inokulasi pohon gaharu menggunakan inokulan padat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

• Buat lubang pada batang kayu gaharu dengan menggunakan bor. Diameter lubang bor sekitar 0,8 – 10 mm. Kedalaman optimal pemboran ini perlu disesuaikan dengan ukuran diameter batang, biasanya sekitar 5 cm. Setiap batang dibuatkan banyak lubang dengan jarak antar lubang bor sekitar 20 cm.
• Bersihkan tangan pelaku inokulasi dengan air hingga bersih dan dibilas dengan alcohol sebelum pelaksanaan inokulasi.
• Masukkan inokulasi padat ke setiap lubang. Jumlah inokulan disesuaikan dengan kedalaman lubang. Sebagai patokan, pemasukan ini dilakukan hingga lubang terisi penuh dengan inokulan. Agar pemasukan menjadi mudah, gunakan potongan kayu atau bamboo yang ukurannya sesuai dengan ukuran diameter lubang.
• Tutup setiap lubang yang sudah diberi inokulan untuk mnghindari masuknya air ke dalam lubang. Penutupan lubang ini dilakukan dengan pasak kayu gaharu. Penutupan pun dapat dilakukan dengan “lili malam”

Inokulasi dengan inokulan cair.
Teknik inokulasi menggunakan inokulan cair dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
• Lakukan pengeboran pada pangkal batang pohon dengan posisi miring kebawah. Kedalaman pemboran disesuaikan dengan diameter batang pohon, biasanya 1/3 diameter batang. Sementara mata bor yang digunakan berukuran sama dengan selang infus sekitar 0,5 cm. Selang infuse tersebut biasanya sudah disediakan produsen inokulan pada saat pembelian inokulan. Namun, bila belum tersedia, selang infuse dapat disediakan sendiri oleh petani.
• Masukkan selang infus yang ada pada botol inokulan cair kedalam lubang.
• Atur besarnya aliran inokulan cair tersebut. Hentikan aliran infuse bila cairan inokulan sudah keluar dari lubang.
• Tutup bagian tepi disekitar selang infuse dengan menggunakan “lilin malam”.
• Ulangi pengaturan aliran masuknya cairan infuse kedalam lubang setiap 1 – 2 hari, tergantung keadaan cairan dalam lubang. Pengaturan aliran dilakukan bila lubang sudah tidak terdapat lagi cairan inokulasi.
• Laksanakan penginokulasian ini hingga inokulan cair didalam botol infuse tersebut habis. Penginokulasian diulang kembali dengan botol inokulasi baru, bila belum ada tanda tanda kematian fisik dan fisiologis.

Di sadur dari buku:
Budidaya Gaharu karya Yana Sumarna 2002.
Potensi dan peluang bisnis tanaman Gaharu di Asahan
Karya Mujiono 2008.

Tuesday 8 September 2009

Agarwood, Gaharu, OUD, bau, jinko.




Gaharu adalah kayu yang paling langka dan paling berharga di planet ini, dihargai karena kekayaan, indah dan healingfragrance. Agarwood, menjadi sangat langka dan seringkali sulit untuk mendapatkan, memiliki nilai ini dipatok pada 1,5 kali lebih dari emas!

Gaharu memiliki banyak nama, di atas adalah beberapa resinous ini, harum dan sangat berharga heartwood diproduksi oleh Aquilaria malaccensis dan spesies lain dari genus Aquilaria pohon Indomalesian. Kekayaan nama untuk gelap ini dan berat kayu (nama Cina-nya secara harfiah berarti 'kayu yang tenggelam') mencerminkan luas dan beragam penggunaan selama ribuan tahun.
Agarwood menenangkan sistem saraf, mengusir energi negatif, membawa kewaspadaan, mengurangi kecemasan, memanggil rasa kekuatan dan kedamaian dan meningkatkan fungsi otak. Ini memudahkan neurosis dan perilaku obsesif dan membantu menciptakan harmoni di rumah Anda.
Agarwood sangat psikoaktif. Ini digunakan untuk perjalanan spiritual, pencerahan, kejelasan dan untuk membawa kedamaian yang mendalam diperlukan untuk meditasi. Hal ini direkomendasikan oleh praktisi yang berpengalaman untuk memberikan motivasi dan pengabdian yang diperlukan untuk meditasi. Ini membawa komunikasi dengan transenden, menyegarkan pikiran, tubuh dan jiwa. Dikatakan bahwa doa muncul dengan asap wangi dupa Agarwood membawa doa kepada Sang Pencipta.
Buddha menggunakan Agarwood untuk transmutasi kebodohan. Rahib Tibet menggunakannya untuk membawa energi untuk menenangkan pikiran dan jiwa. Para sufi dan Jepang Agarwood Shaman menggunakan minyak dalam upacara esoterik. Dapat meningkatkan kejernihan mental, membuka mata ketiga dan semua atas charkas sementara menenangkan seluruh sistem.

Apakah Gaharu itu..???

Gaharu adalah resinous kayu dari pohon Aquilaria, sebuah pohon cemara tropis kuno asli India Utara, Laos, Kamboja, Malaysia, Indonesia, Cina dan Vietnam Selatan. Nama ilmiahnya Aquilara malaccensis atau Aquilaria agallocha. Aquilaria pohon yang tumbuh hingga 40 meter dan tinggi 60 cm diameter. Ini beruang beraroma manis, bunga putih salju. Pohon-pohon sering terinfeksi dengan parasit jamur atau jamur, phialophora parasitica, dan mulai menghasilkan resin aromatik sebagai respons terhadap serangan ini. Resin dari pohon dari serangan jamur alami dan respon imun umumnya dikenal sebagai agar-agar.
Jamur dan proses dekomposisi terus menghasilkan yang sangat kaya dan gelap membentuk resin dalam heartwood. Dengan demikian, Agarwood berkembang sangat, sangat perlahan seiring waktu, biasanya beberapa ratus tahun! Bumi ini menghasilkan paling berharga dan minyak suci.
Yang lebih rendah resin yang dibuat oleh sengaja melukai dari pohon Aquilaria; meninggalkan lebih rentan terhadap serangan jamur dengan menggunakan metode yang dipaksakan. Ini biasanya disebut agar dan ditemukan di pohon-pohon ditanam secara komersial. Kaca Stones tidak menggunakan minyak dari metode dipaksa ini.
Agarwood - Fakta Menarik:
Lord Buddha telah mengatakan bahwa bau Agarwood pembakaran "adalah aroma Nirwana". Ini juga merupakan favorit Lord Krishna, yang disebutkan dalam teks-teks tertulis yang tertua - Sansekerta Veda.
Meskipun selatan Jazirah Arab telah lama diidentikkan dengan aromatik, hanya sedikit orang Barat yang akrab dengan Agarwood. Ketidakjelasan ini sebagian disebabkan oleh kelangkaan dan biaya Agarwood.
Agarwood juga telah digunakan dalam hampir setiap tradisi keagamaan di seluruh dunia dan dihormati selama ribuan tahun oleh banyak budaya sebagai bahan dupa paling berharga. Saat itu Agarwood dan kemenyan yang dibakar di pemakaman Yesus upacara. Ayurvedic, Arab, Sufi, Unanai, Tibet dan dokter Cina memiliki semua Agarwood digunakan dalam praktek mereka untuk mengobati berbagai penyakit termasuk penyakit mental.

Raja Louis XIV dari Perancis telah dicuci kemejanya air mawar yang telah Agarwood sebelumnya direbus. Prajurit samurai beraroma baju besi mereka dengan asap Agarwood untuk keberuntungan sebelum pergi ke pertempuran.
Inilah legendaris "pohon dari taman Eden" tempat Adam dan Hawa hanya diizinkan untuk mengambil potongan dari pohon Agarwood.
India Kalidasa penyair pernah menulis: "Cantik wanita, mempersiapkan diri untuk pesta kesenangan, membersihkan dirinya dengan bubuk kuning sandal, jelas dan murni, menyegarkan dada mereka dengan aroma yang menyenangkan, dan suspend rambut gelap mereka dalam asap pembakaran Agarwood .
Agarwood Mesir digunakan untuk membalsem dan mengurapi orang mati.
"Emas hanya debu ketika masih di dalam tanah, dan oud, di negara asalnya, hanya kayu bakar jenis lain." Kedelapan-abad penyair Mesir Muhammad bin Idris al-Syafi'i

Agarwood Uses:
Obat

Tonik, afrodisiak, diuretik, menghilangkan epilepsi, antimikroba, karminatif, anti-asma.
Berguna dalam gangguan saraf, pencernaan, keluhan bronkial, campak, rematik, sakit selama dan setelah melahirkan, kejang pada pencernaan dan sistem pernafasan, demam, sakit perut, asma, kanker, sakit perut, diare, mual, regurgitasi, kelemahan pada orang tua, sesak napas, menggigil, sakit umum dan sirosis hati. Ini juga bertindak sebagai direktur atau focuser untuk obat-obatan lainnya. Telah digunakan sebagai pengobatan untuk tumor paru-paru dan perut.

Perfumery
Resin juga digunakan dalam wewangian. Yves Saint Laurent dan Agarwood Amouage gunakan sebagai dasar dalam parfum yang paling eksklusif.
Kuliner

Digunakan di Malaysia untuk rasa kari dan Taiwan menggunakan Agarwood sebagai bahan aromatik anggur lokal mereka.
Afrodisiak
Agarwood adalah zat perangsang yang paling kuat dari semua minyak esensial.
Insomnia
Valerian adalah komponen alami Agarwood resin dan fungsi untuk meringankan insomnia dan menenangkan sistem saraf sebelum tidur, yang memungkinkan orang untuk memiliki lebih dalam, lagi tidur.

Wicca
Dalam Agarwood Wicca digunakan untuk cinta dan spiritualitas dan disebut untuk di banyak rumus ajaib yang paling kuat untuk menarik seorang kekasih dekat.
Aromatherapy
Kemampuan untuk memohon Agarwoods mendalam relaksasi membuatnya sangat berguna dalam setiap sesi aromaterapi, tetapi terutama efektif di mana kecemasan dan depresi yang hadir. Juga secara luas digunakan sebagai zat perangsang yang efektif.

Referensi:
www.psiko-mahadijalalal.blogspot.com

Konferensi Gaharu




Saya baru saja kembali dari tiga minggu di Demokratik Rakyat Laos Republik. Aku ada di sana untuk Agarwood, saya fiksasi, kecanduan dan gairah selama 10 tahun. Saya bukan seorang ilmuwan melainkan mementingkan kesenangan badaniah dan aromatik maven. Saya bertemu dengan seorang teman penyuling Agarwood di Laos, yang tidak biasa dan juga orang kecanduan dikenal oleh penduduk setempat untuk keahliannya di ekstraksi, kualitas kearifan, dan kemampuan teknik yang tepat.


Laos adalah terpencil, pedalaman, pegunungan, pedesaan negara di Asia Tenggara. Ini berbatasan dengan Vietnam, Cina, Thailand, Burma dan Kamboja. Laos adalah berurat dengan sistem sungai yang sangat luas, sedangkan anak sungai Mekong dan kisi seluruh utara. Laos adalah salah satu negara yang paling padat penduduknya di Asia; tidak banyak industri, termasuk pertanian, tidak banyak jalan beraspal, dan salah satu yang terendah di dunia GNPs. Laos masih tertutup oleh hutan menghilang dengan cepat, yang mendukung populasi hewan diketahui telah punah di tempat lain: harimau, macan tutul, lumba-lumba air tawar, dhole, rusa liar, dan bahkan ikan lele Mekong. Ada banyak etnis lainnya di Laos; hampir 1 / 2 dari negara suku dan Lao dituturkan sebagai bahasa kedua atau tidak sama sekali.

Delapan puluh persen penduduk tinggal di pedesaan, berburu dan memancing. Kebanyakan orang lebih suka permainan liar untuk dijinakkan daging. Kehidupan kecepatan lambat dan santai - di kota-kota Luang Prabang dan Vientaine, pada malam hari, sepertinya seluruh penduduk duduk menghadap ke Mekong, BeerLao minum dan mengobrol, atau bermain bulutangkis di kemerahan senja yang hangat. Tidak ada bangunan tinggi, beberapa mobil, dan tampaknya, tidak terlalu banyak undang-undang.

Agarwood pohon tumbuh berlimpah di Laos; mereka ditemukan di seluruh Asia Tenggara, dengan kualitas tertinggi kayu dari negara-negara bekas Indochina: Vietnam, Laos, dan Kamboja. Wilayah ini, Vietnam, pada khususnya, memiliki beberapa stasiun percobaan bekerja pada menginfeksi pohon, dan beberapa Aquilaria perkebunan. Agarwood, dan minyak, oud, adalah produk yang terinfeksi kayu dari beberapa spesies pohon genera: Yang paling umum adalah Aquilaria dan Gyrinops. Namun, seperti Aquilaria adalah pohon ditemukan di Laos, itu adalah pohon Aku akan berbicara tentang. Dari 11 spesies Aquilaria, diperkirakan mungkin 4-6 dari mereka dapat menghasilkan aromatik yang sangat dicari damar. Dan ini, Aquilaria crassna adalah spesies asli ke Laos. Informasi ini terbuka untuk diperdebatkan, karena tidak banyak yang berbahasa Latin botanis berkeliaran di hutan Lao (sebenarnya saya pikir hanya ada satu!) Dan mungkin yang Aquilaria crassna bukanlah satu-satunya pohon penghasil resin. Masyarakat setempat memiliki nama lain, di Lao "mai" berarti "kayu" dan begitu mai-keydsanah berarti, sederhana, Agarwood.

Agarwood Resin bentuk untuk menanggapi masih agak misterius set faktor. Di masa lalu, itu dianggap hama serangga. Percobaan baru-baru ini melibatkan sengaja melukai pohon, menyuntik dengan substansi yang menjengkelkan, dan mencegah dari penyembuhan secara alami. Ini agak efektif, menghasilkan beberapa kayu yang terinfeksi, namun belum begitu sukses dengan minyak sebagai minyak yang dihasilkan dari pohon bertani muda dan kualitas lebih rendah, keras dan "berminyak." Agarwood terbaik, ketika seluruh pohon yang terinfeksi dengan kualitas tinggi , resin dan minyak padat, dapat terjadi hanya dengan banyak waktu, dan lebih baik di hutan atau non-buat pengaturan. Pohon ini juga akan mati atau sekarat dan kadang-kadang sebagian dikubur. Agarwood resin teka-teki dapat pohon di seluruh yang heartwood, dan ketika ada banyak dari resin, yang masing-masing potongan dibersihkan dan dijual sebagai keripik, dalam berbagai kelas. Lesser kayu berkualitas, warna putih, dan mengandung kurang resin dan minyak atsiri juga digunakan: dinilai, cincang, cincang halus, dihancurkan, direndam, suling, redistilled, dihapus dan dikeringkan, dan menggulung ke dupa. Kayu yang tidak terinfeksi tidak memiliki aromatik digunakan.

Berapa banyak pohon di bawah budidaya?
Ajmal parfum memperkirakan bahwa terdapat 55 juta pohon yang ditanam di Assam, untuk mengantisipasi kekurangan di seluruh dunia. Banyak dari ini ditanam lebih dari 20 tahun yang lalu. Ada perkebunan baik 1,5 juta di dataran utara Lao Vientaine, ditanam di 2000/2001 dan sekarang ditetapkan untuk menjadi resor memancing untuk pendapatan sekunder. Ini adalah sebagian besar, jika tidak semua, Aquilaria crassna.There adalah 2 juta pohon Aquilaria ditanam di dekat Bangkok, dan lebih banyak di seluruh Thailand. Orang dapat juga ditemukan dalam banyak pohon di Vietnam di stasiun percobaan gunung harum di An Giang, belum lagi perkebunan lainnya. Pohon-pohon itu adalah Aquilaria crassna. Dan tampaknya semua orang menanam mereka di rumah, di yard.All mereka atas Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam paling tidak, pohon-pohon ini tumbuh. Dunia Agarwood tidak ada di alam semesta yang terpisah di mana orang tidak memiliki konsep batas-batas alam. Pada kenyataannya, banyak orang telah memperhatikan harga yang sangat tinggi Agarwood perintah dan mengambil langkah-langkah untuk mengintegrasikan diri dalam pasar masa depan. Ini bukan konsep yang tidak biasa. Jauh dari pendapat aku telah beberapa tahun yang lalu ketika saya pikir perkebunan kecil, aku akan mulai di Hawaii akan menjadi satu-satunya wali terhadap kepunahan - Sekarang saya melihat bahwa aku hanya satu dari sekian banyak ide yang sama ini. Sepertinya agak paternalistik untuk menganggap bahwa tanpa bimbingan barat budaya lain akan hanya mengambil dan mengambil sampai tidak ada lagi (seperti kami!) Dan bahwa kita memiliki kewajiban untuk mengangkat diri kita sendiri wali dan penjaga. Entah bagaimana orang-orang Asia Tenggara telah berhasil untuk mengetahui bahwa jika mereka menanam pohon dengan mata ke masa depan, bahwa investasi akan menguntungkan, bahkan jika pohon bertani keras menghasilkan minyak kualitas rendah. Dalam 5 tahun ini minyak sulit, hari ini dianggap sebagai tidak dapat diterima kualitas rendah ke pasar Arab utama, akan menjadi standar minyak Agarwood. Dan dalam 5 tahun itu juga kemungkinan bahwa kualitas minyak itu sendiri akan meningkat.

Slash dan Burn
Jelas dengan semua perkebunan, Aquilaria crassna tidak menuju kepunahan dalam waktu dekat. Walaupun tetap pertanyaan: bagaimana dengan yang liar? Proporsional mungkin ada banyak bibit Agarwood tumbuh di hutan, tapi ada kurang jelas hutan. Apakah Agarwood terancam atau liar itu sendiri terancam? Laos 'hutan menghilang dengan cepat, dan penyebab utama adalah tebang dan bakar. Merusak tanaman hutan dan nasi. Atau jati. Gergaji rantai adalah ilegal di Laos. Yang lebih ampuh dan demokratis senjata api. Api membakar hampir terus-menerus sepanjang sisa-sisa hutan Lao. Pada akhir musim kemarau, pada bulan Maret dan April, kabut mencapai titik kritis, secara efektif menghalangi matahari, iritasi mata dan paru-paru. Kabut berasap terlihat dari kursi pesawat Anda. Relief ini hanya diberikan oleh hujan, yang dimulai pada akhir April. Mereka tidak hanya memadamkan api, tetapi membawa partikel udara turun ke bumi, menyegarkan udara. Setelah vegetasi adalah abu dan tanah hangus, kliring dan penanaman menjadi lebih mudah. Banyak dari tebang dan bakar ini petani adalah petani pangan, tumbuh apa yang mereka butuhkan untuk hidup dan sedikit tambahan untuk perdagangan. Biasanya Agarwood sudah lama dipanen dari sebagian besar wilayah tebang dan bakar tapi ini tidak selalu terjadi. Ada beberapa kisah-kisah berbau fantastis kebakaran, ketika rasanya seolah-olah roh-roh hutan itu sendiri berkat mandi mereka yang cukup beruntung untuk menjadi dekat, dengan liar, cantik, memabukkan asap.Dan sehingga hutan menghilang, digantikan oleh sawah-sawah, jati Agarwood peternakan dan perkebunan.

Sebagian Laos adalah remote - dilalui oleh jalan setapak, hutan pegunungan terjal. Saat saya menulis ini, pada awal tahun 2004, ada beberapa jalan kecil di pedalaman. Setelah jalan ini dibangun, log dapat dihilangkan. Tapi tanpa jalan-jalan, dan kadang-kadang bahkan setelah mereka dibangun, pohon-pohon ditebang berlama-lama di bukit, berlebihan, sedangkan semak-semak crackles api. Tapi liar adalah penting untuk dicatat - prabayar kontrak dengan perusahaan Jepang dan Cina masih memiliki tahun lagi untuk menjalankan. Ada sebuah pasar ekspor besar Lao kayu, dan apa yang bisa dibawa keluar, adalah. Tapi paling sering terganggu log berbaring di pegunungan, menunggu transportasi yang tidak pernah datang. Sungai biasanya tidak pilihan transportasi baik, karena katarak, musim kemarau air rendah tingkat dan ukuran sempit dari sebagian besar anak sungai.

Laos Panen
Jadi kita tebang dan bakar, dan kami memiliki kontrak penebangan harus dipenuhi. Di manakah Agarwood cocok dengan ini? Ambil beberapa pengumpul, sekelompok kecil Lao, kelompok yang lebih besar dari orang asing, mungkin 30 Vietnam "belalang" yang bergerak melalui hutan lahap, makan segala sesuatu yang terlihat. Pengumpul ini akan mendukung diri mereka sendiri, berburu dan memancing, sementara mereka memotong pohon Agarwood, dan ini dapat melakukan beberapa kerusakan. Seberapa banyak dari pengumpul yang ada? Pengumpulan skala yang lebih besar dimulai sekitar 10 tahun yang lalu, ketika pemerintah Laos mulai mengeluarkan izin untuk Lao, dan bukan hanya kepada tentara Vietnam dan teman-teman dari pemerintah Lao. Perkiraan panen Lao adalah antara 600-1000 ton per tahun, tetapi jumlah ini tidak dapat diverifikasi. Seorang hakim yang baik dari jumlah ini adalah stills. Satu bisa mendapatkan ide dari kuantitas yang diambil dari hutan dengan jumlah kayu yang datang ke diam. Penyulingan kayu berkualitas akan membuat jalan ke stills lokal, yang tidak jauh. Ada larangan total penghapusan diproses kayu dari Laos. Dan ada juga pertanyaan yang lebih praktis tentang bagaimana menyelundupkan it out? Jika Anda dapat berjalan ke truk yang sudah menunggu, maka Anda berjalan ke diam. Menghasilkan minyak sama sekali tidak cukup tinggi, bahkan dalam skenario terbaik, dengan baik-dibuat, stills modern, untuk membenarkan mengemudikan truk kayu ke negara lain, bahkan jika hukum itu. Setiap uang yang mungkin hanya menutupi biaya bensin. Sangat kayu berkualitas tinggi dapat diselundupkan keluar, tetapi dalam jumlah kecil hanya karena tidak cukup untuk menghapus Common oleh truk.

Ini adalah kerja keras, Agarwood ini panen. Waktu yang dihabiskan di hutan utara sebelum mencapai pohon yang sesuai bisa beberapa hari. Bagi seseorang mungkin menghabiskan satu bulan di hutan, jauh dari keluarga, bergerak perlahan-lahan melalui medan yang sulit, naik pegunungan terjal, licin menuruni lereng perbukitan, yang masih hidup dari karunia hutan, mencari pohon yang tepat, memotong mereka ketika berada, kemudian memotong ke dikelola chip , kemudian membawanya keluar, 40, 50, 60 kilo mungkin, membawanya ke pembeli, untuk diam, berjalan di sana. Maka itu diperiksa dan membeli untuk berapa banyak? Mulai kurang dari $ 1/kilo, ini bukan yang besar dan menguntungkan hidup. Hutan besar. Dan tidak ada jutaan Agarwood pemanen. Agarwood panen adalah kadang-kadang, kegiatan tambahan oleh masyarakat setempat dan secara luas dianggap sebagai ilegal.

Daftar merah IUCN
Daftar merah IUCN termasuk Aquilaria pada tahun 1998. Ancaman ini dijelaskan demikian: "Eksploitasi berpenyakit kayu untuk industri parfum telah mengakibatkan penurunan populasi melebihi 80% dari tahun belakangan ini. Ada indikasi yang kuat bahwa kerugian yang sama terjadi di seluruh Indo-Cina. "(Survei-Nya dibuat di Vietnam.)

Aku bertanya-tanya tentang survei ini untuk beberapa alasan. Pertama, itu dilakukan di Vietnam, aku tidak tahu di mana. Apa indikasi kuat bahwa "kerugian sama" sedang terjadi di seluruh Indocina? Vietnam adalah padat penduduk (55 juta) dengan cepat industrialisasi negara dengan akses pantai seluruh panjang dan rendah yang terdiri dari lahan basah di daerah Delta Mekong, dengan tersebar di daerah pegunungan berbukit dan terjepit di antara pantai dan Laos. Vietnam memiliki sejarah panjang peternakan dan pertanian intensif. Laos memiliki kepadatan penduduk yang rendah, tidak ada sejarah peternakan dan sedikit (relatif) pertanian. Laos adalah lebih pedesaan, banyak hutan, kurang berkembang dan tidak memiliki pantai. Dan jika hanya "berpenyakit" dieksploitasi kayu, lalu mengapa akan yang akan merugikan tetap sebagai kayu ini sedang sekarat dan tidak akan menumbuhkan dalam kasus ini? Singkatnya, Vietnam memiliki jaringan transportasi yang baik; Lao PDR tidak.
Hanya ada dan tidak akan pernah cukup belajar untuk organisasi tersebut. Jika seorang ahli botani terobsesi harus bersandar pada seseorang di ujung bisnis untuk menyelenggarakan sebuah survei hutan, jika bahkan ia belum mampu menyelesaikan survei hutan di sepanjang tahun-tahun yang dia sudah tinggal di Laos, bekerja secara eksklusif pada proyek ini dan berbicara lancar Lao, maka peluang apa yang telah dilakukan orang luar? Satu-satunya cara untuk melihat apa pun yang harus berhubungan dengan perdagangan, dan tentu saja untuk peduli Agarwood dalam dan mendasar, cara obsesif, tidak dalam memihak satu, namun sungguh-sungguh dan berniat baik.
Menurut siaran pers baru-baru ini dari James Compton, Asia Tenggara Direktur TRAFFIC, (program bersama WWF dan IUCN-The World Conservation Union. Ia bekerja sama dengan CITES): "Seperti perdagangan global melibatkan isu-isu ekonomi, budaya dan manfaat obat-obatan, di samping pengelolaan jenis pohon, TRAFFIC sangat mendukung upaya-upaya untuk membawa produsen dan konsumen sama untuk memastikan bahwa perdagangan terus berlanjut, "Compton melanjutkan. "Sangat penting untuk diingat bahwa CITES Appendix II adalah perdagangan bukan larangan, tetapi sebuah intervensi pengelolaan yang akan membantu menjamin legalitas, mempromosikan keberlanjutan dan memungkinkan lebih akurat Agarwood pemantauan perdagangan."
Klasifikasi baru ini untuk semua jenis Aquilaria mencerminkan kerentanan di alam liar, tentu saja, tetapi menerima dan mengakui Agarwood tempat dalam budaya, agama, medis dan kebutuhan estetis dunia. Dunia dan sumber daya yang tidak begitu hitam dan putih seperti bisa nyaman.

Bukan larangan perdagangan.
Menyerukan larangan total penggunaan seluruh kayu berasal minyak atsiri, Agarwood secara khusus, tidak diperlukan. Apresiasi Agarwood, dan penggunaannya di seluruh dunia, adalah suatu hal positif, karena mungkin satu-satunya zat alami benar-benar menikmati penghormatan universal. Berapa banyak hadiah lain dari bumi dihormati dan dipuja begitu? Masih belum ada produksi massal Agarwood.
Bahkan meskipun ada "sedikit bukti dari negara rentang apapun melembagakan sistem manajemen khusus untuk memproduksi Agarwood spesies" tampaknya hal ini mungkin tidak diperlukan seperti pernah berpikir, dengan begitu banyak individu dan perusahaan swasta mulai tumbuh pohon-pohon. TRAFFIC benar menunjukkan bahwa karakteristik yang umum untuk semua rentang Agarwood negara adalah "menyusut habitat - manusia perambahan dan konversi lahan berdampak pada populasi liar." Mereka juga menyebutkan waktu investasi yang lebih besar, upaya besar untuk menemukan Agarwood di hutan, dan peningkatan ekstraksi dari lindung daerah. Sangat penting untuk diingat bahwa daftar CITES Appendix II bukanlah larangan perdagangan.

TRAFFIC telah mengusulkan di masa lalu bahwa semua perdagangan harus tunduk pada penerbitan izin CITES membentuk birokrasi. TRAFFIC juga menyarankan bahwa perdagangan ini harus didukung oleh "CITES merugikan non-ilmiah menemukan prosedur untuk menilai apakah ekspor tidak akan memiliki efek negatif pada populasi liar." Tidak jelas apakah mereka masih aktif mengejar kebijakan ini diperbarui mengikuti klasifikasi.
Secara pribadi, saya bertanya-tanya tentang kebijaksanaan tentang menempatkan seluruh apa pun di tangan sebuah entitas, baik itu pemerintah atau murni birokratis. CITES metode apa yang akan digunakan untuk menjamin penilaian ini, selain "ilmiah" mana? Sementara saya setuju bahwa jangka panjang manajemen perlu non-merugikan, saya tidak begitu yakin CITES kemampuan untuk mengawasi ini.

Untuk semua pembicaraan tentang memastikan masyarakat setempat, para penjaga tanah sehingga untuk berbicara, manfaat dari setiap perdagangan sumber daya alam, peraturan yang dipaksakan dari luar adalah bertentangan dengan ide ini, meskipun menyatakan kebajikan dari otoritas luar. Dan bagaimana CITES "konsumen-produsen asuh link, termasuk tengkulak, untuk meningkatkan pelayanan dan manajemen strategi?" Seperti itu, orang-orang yang terlibat dalam perdagangan adalah orang-orang yang berada dalam lingkaran, bukan organisasi. "Positif Insentif untuk Good Management" adalah slogan yang baik, tetapi di mana akan insentif positif ini berasal? Apakah CITES dan birokrasi lain yang memiliki sarana untuk menawarkan "insentif positif?" Apa yang lebih baik bisa ada insentif dari Agarwood itu sendiri?

Mungkin ini sebabnya TRAFFIC telah melihat beberapa keberhasilan dengan upaya-upaya peraturan mereka - mereka telah berhasil bekerja di dalam masyarakat lokal, terutama di Papua Nugini, dengan penekanan lebih pada membantu masyarakat lokal untuk menciptakan suatu kerangka kerja yang lebih baik mengelola sumber daya lokal mereka daripada memaksakan alien perintah dari atas.

Hari ini kita memiliki semua jenis Agarwood, baik Aquilaria dan Gyrinops, tercantum dalam lampiran II CITES, yang seharusnya untuk mengatur dan memantau perdagangan, sehingga untuk membantu melanjutkan; Sekali lagi, ini bukan larangan perdagangan. Saya pikir ini sangat baik. Kebiasaan sebelumnya mengklasifikasi oleh spesies (crassna, malaccensis, sinensis, dll,) tidak lagi aktif, seperti yang mustahil untuk menegakkan. Sebagian besar perdagangan di woodchips dan minyak dan identifikasi spesies positif tidak mungkin.

Sebagai kesimpulan, dunia Agarwood bukanlah dunia yang mudah, tepuk jawaban. Untuk setiap tampaknya bagian dari data konklusif ditandai, orang lain akan muncul untuk menantang itu. Apakah hutan kita terbakar? Apakah kita menghancurkan dunia kita? Ya, dan ya. Agarwood harus dipantau, dan dilindungi? Ya, dan ya. Dapatkah kita masih menggabungkan pohon yang indah ini, minyak indah ini, parfum ilahi ini, ke dalam hidup kita? Ya, oh ya.
Trygve Harris

Referensi-Berkat
Christopher Hoeth - pada umumnya di Asia Tenggara
Anders Jensen - PhD student, Royal Veterinary & Pertanian Universitas, Copenhagen, denmark

Dr Seni Tucker - Dept of Agriculture and Natural
Sumber daya, Delaware State University USA
Dr Robert Blanchette-Profesor, Dept of Plant Pathology University of Minnesota USA
James Compton - Direktur, TRAFFIC SE Asia
Kuala Lumpur, Malaysia

REFERENCE: www.psiko-mahadijalalal.blogspot.com/

Pohon Aquilaria berkelanjutan memproduksi Agarwood




Agarwood, aloeswood, gaharu, jinkoh, gaharu adalah nama-nama bagi dunia yang paling berharga dupa. Bahan resinous ini dihasilkan oleh pohon-pohon hutan hujan tropis dan telah digunakan selama berabad-abad sebagai dupa dan obat tradisional. Di masa lalu, pertumbuhan tua Aquilaria dan pohon-pohon tanpa pandang bulu Gyrinops dipotong untuk menemukan resin (biasanya tersembunyi dalam pusat hanya beberapa pohon tua). Hari ini di banyak negara Asia Tenggara di mana pohon itu sekali asli, telah menjadi sangat langka karena meningkatnya panen.

Yang resinous minyak kayu atau diekstrak dari bagian dalam beberapa pohon sangat berharga karena sangat dianggap untuk digunakan selama Buddha dan kegiatan kebudayaan Islam serta unsur penting dalam banyak obat-obatan tradisional. Juga merupakan komponen yang sangat penting dalam upacara tradisional dupa Jepang. Meskipun sebagian besar orang di Amerika Serikat dan Eropa tidak akrab dengan resinous aromatik kayu, yang digunakan sebagai dupa (disebut aloeswood) disebutkan beberapa kali dalam Alkitab. Orang-orang di Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara lain yang telah memiliki kesempatan untuk mencium bau wangi dupa yang luar biasa ini merasa sangat menarik dan menyenangkan.
Pohon Aquilaria sekarang dilindungi di sebagian besar negara dan pengumpulan Agarwood adalah ilegal dari hutan alam. Kesepakatan internasional, seperti CITES (Konvensi Perdagangan Internasional dalam Endangered Species of Wild Fauna dan Flora), diterima oleh 169 negara, dirancang untuk memastikan Agarwood perdagangan produk-produk dari pohon-pohon liar tidak mengancam kelangsungan hidup Aquilaria. Meskipun upaya-upaya ini Agarwood produk dari menebang pohon secara ilegal terus dijual dan ketidaktahuan konsumen menciptakan permintaan yang membantu untuk menghancurkan tua terakhir pertumbuhan pohon Aquilaria yang ada.

Agarwood apa yang memicu terbentuk dalam pertumbuhan tua pohon telah menjadi sebuah misteri tak terpecahkan. Penyelidikan penelitian kami selama 12 tahun terakhir bekerjasama dengan Proyek Rainforest Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk pelestarian hutan dunia http://www.agarwood.org.vn, telah mempelajari pembentukan resin di pohon Aquilaria dan Gyrinops dan menemukan sebuah metode untuk memproduksi resin tumbuh di perkebunan pohon-pohon muda. Teknik ini terdiri dari pohon-pohon melukai cara tertentu dan menerapkan perlakuan-perlakuan untuk mempercepat tanggapan pertahanan alami dari pohon. Teknik memungkinkan hasil yang berkelanjutan dari resin yang akan diproduksi di pohon relatif muda. Agarwood adalah produk hutan bernilai tinggi yang mudah untuk menyimpan dan kapal. Kami mengembangkan metode baru untuk mengolah Agarwood menyediakan ekonomi baru, non-kayu hasil hutan untuk Asia Tenggara dan daerah tropis lainnya di dunia. Ini ekonomi baru di daerah pedesaan akan membantu banyak orang termiskin di dunia. Produksi yang berkelanjutan Agarwood tumbuh di perkebunan pohon menghilangkan kebutuhan untuk memotong pohon-pohon hutan pertumbuhan tua untuk resin dan akan membantu menyelamatkan pohon yang terancam ini dari kemungkinan kepunahan. Karya ini juga menyediakan sumber Agarwood dibudidayakan sehingga resin aromatik megah ini dapat dinikmati oleh orang-orang di seluruh dunia. Pertama di dunia yang dibudidayakan Agarwood diproduksi menggunakan teknologi oleh petani di Vietnam sekarang tersedia dan dapat dibeli dari distributers dan dari internet.
Agarwood bentuk sebagai zat resinous jauh di dalam beberapa jenis pohon dari Asia Tenggara. Banyak kebudayaan hadiah Agarwood, yang tidak kayu sama sekali, seperti minyak wangi dupa dan minyak untuk digunakan selama upacara keagamaan di kuil-kuil dan masjid-masjid. Panen yang berlebihan Agarwood dari hutan lindung diduga telah membuat resin langka serta terancam banyak spesies pohon inang.

Juga dikenal sebagai aloeswood, heartwood, atau gaharu, resin ambar menyerupai Agarwood. Hal ini lengket dan mudah dibentuk, tetapi tidak secara alami diproduksi oleh pohon seperti kebanyakan jenis getah. Itu hanya bentuk persentase dalam pohon kecil dari keluarga Aquilaria, disebut thymelaeceae, yang digunakan untuk tumbuh di iklim dan hutan hujan di Malaysia, Papua Nugini, Indonesia, India, dan Vietnam. Pohon tropis ini sebenarnya tumbuh sangat cepat di tanah yang buruk, selama mereka mendapatkan cukup air.

Sayangnya, pohon-pohon tidak dihargai kayu produktif mereka, melainkan substansi anomali Agarwood yang tampaknya timbul sebagai akibat dari infeksi atau mutasi genetik. Sayangnya, orang tidak dapat membedakan mana pohon bisa menghasilkan panen yang besar dan kuat Agarwood sampai mereka ditebang dan pecah. Tinjauan ke masa depan mungkin telah memungkinkan mereka akan dimonitor sebagai sumber daya terbarukan, tetapi lebih-panen memiliki semua tetapi menghilangkan pohon Aquilaria di sebagian besar negara.

REFERENCE: http://www.psiko-mahadijalalal.blogspot.com/